Kamis, 03 September 2015

Alin in (Music) Wonderland


Saat banyak emak-emak sebaya yang bingung memilih play group mana yang bagus untuk anak mereka saat usianya menginjak 3 tahun, saya justru ga kepikiran untuk memasukan Alin ke play group. Saya lebih memilih mendaftarkan Alin kursus musik. Saya gatau mungkin ini pilihan yang salah, tapi bisa bermain piano adalah cita-cita saya dari kecil dan karena cita-cita tersebut ga kesampaian akhirnya saya ingin mewujudkan cita-cita itu di anak saya haaahahahaa....
'Terkesan sedikit memaksa ya Buu?' Mm,, mungkin tapi ternyata si Alin seneng banget tuh ikut kursusnya. Hampir setiap Sabtu, ketika pagi diminta untuk mandi:
"Ayo Alin, kita mandi yuk kan nanti mau ketemu Ms. Naomi karena kita mau sekolah"
dia langsung bergegas mandi tanpa ada drama. Hanya dengan menyebut nama Ms. Naomi (guru yang mengajar di kelas musiknya.red) Alin langsung tersenyum lebar. Itu tanda si anak menyenangi sekolahnya bukan? :D

Saya pernah mendengar sebuah opini dari teman dekat saya, sebut saja namanya Andrew (hai Andrew Erlanggaaaaa *dadah-dadah) dia bilang bahwa mendidik anak di saat golden age adalah dengan mengasah kreatifitasnya. Saya lupa kalimat persis yang dia sampaikan, intinya 'lo kalo mau ngedidik anak lo di usia dini itu dengan cara-cara yang kreatif'. Kalau cita-cita saya jadi pelukis, mungkin juga akan saya arahkan si Alin untuk kursus lukis, tapi berhubung cita-cita saya jadi pianis ga kesampaian akhirnya saya arahkan dia untuk kursus musik.
Opini teman saya ini hampir 99% selalu saya jadikan dasar dalam mengambil keputusan karena emang orangnya pinter dan wawasannya luas sayang aja gue udah nikah (laaahhh, apa hubungannyaaa buuuuu hahahahhahahahaa........)

Sekolah musik yang saya daftarkan untuk Alin adalah Yamaha Music School Max and Jeanny di Tamini Square. Lokasinya deket banget sama rumah. Itu pun daftar karena iseng-iseng.
Ceritanya, pas lagi bulan puasa saya belanja bulanan di Tamini Square, situasi saat itu mengharuskan saya mencari ATM yang ternyata terletak di lantai satu dan bersebelahan dengan Yamaha Max and Jeanny. Selesai ambil uang tunai, saya iseng-iseng masuk ke situ. Mungkin Mas Max (ini hanya nama samaran, karena saya lupa namanya) ngeliat saya baru ambil duit, sekalian lah dia nawarin promo pendaftaran yang saat itu lagi diskon 50%. 
"Dari harga pendaftaran Rp. 400.000,- sekarang hanya Rp. 200.000,- loh Buu.... dan seatnya hanya tersisa 1." tawar si Masnya. Duh gustiiiii, promo-promo yang kayak gini ini yang bikin saya ga bisa ngomong tidak, soalnya biar gimana pun ini diskon 50% mennnn, setengah hargaaaa hahahaaha.........

Pertanyaan saya saat itu cuma satu, "ada jaminan ga ya anaknya bakal betah ikut kursus musik?" dan langsung dijawab "ga ada......tapi, anak saya yang juga saya ikutkan kursus musik ini sampai sekarang masih ikut kursusnya dan ga pernah absen 1 kali pun dan hampir setiap murid disinipun begitu Bu semuanya happy."

Awalnya agak ragu, daftarin ga ya...daftarin ga ya? Akhirnya dengan bulat saya putuskan OK!
Alasan mendasarnya karena saya menyutujui opini teman saya itu, jadi tanpa pikir panjang saya setuju mendaftarkan Alin untuk ikut kursus musik ini. Sembari kursus Alin juga bisa belajar bersosialisasi dengan teman-teman sebaya di lingkungan barunya yang pasti akan dijumpai juga ketika diikutkan play group. Tapi untuk bisa mengenal huruf alfabet, angka, bentuk, dan warna saya yang harus jadi ekstra effort untuk ngajarin Alin secara otodidak melalui buku dan gadget.

Ada hal lain yang jadi latar belakang kenapa Alin saya ikutkan kursus musik, setidaknya dia punya bakat yang melekat yang bisa dijadikan sebagai profesi atau nilai tambah di kemudian hari. Jika suatu hari dia lulus kuliah dan belum mendapatkan pekerjaan atau ingin berbisnis, bakat yang dia miliki bisa menjadikannya sebagai profesi. Jadi guru privat piano misalnya atau jadi guru musik, atau jadi pemilik franchise Yamaha Music School Max and Jeanny juga, iya kan? Amiinn.....
Di sisi lain, jika penelitian benar menyebutkan bahwa musik dapat meningkatkan kecerdasan, itu merupakan bonus karena menurut saya kecerdasan itu adalah karunia Tuhan yang salah satunya bisa didapatkan dari bagaimana cara orang tua mendidik anaknya, bukan hanya dari musik.

Investasi kursus musik ini tergolong cukup mahal, karena saya harus merelakan kehilangan anggaran beli emas haahahahahaa.... Tapi mahal atau murahnya investasi kursus ini menurut saya sih dinilai dari seberapa besar manfaat yang didapatkan. Berapa biaya investasinya akan saya jabarkan lebih detail di bawah.

Di Yamaha Music School Max and Jeanny ini, jenis kursus disesuaikan dengan usia si anak. Dan karena Alin saat mendaftar masih usia 3 tahun 5 bulan diikutkan jenis Music Wonderland untuk anak 3-6 tahun. Untuk detail jenis kursus sesuai usia ada di link berikut.
Music wonderland ini belum membutuhkan alat musik, jadi saya bersyukur senggaknya belum beli digital piano/keyboard dan/atau sejenisnya dulu dalam waktu dekat karena saya sendiri ga punya alat-alat tersebut selain suling tentunya.
Tapi rencananya duit arisan kalau udah keluar mau dialokasikan buat tambahan beli ini alat musik karena bagaimanapun alat musik digital piano/keyboard dibutuhkan sebagai media aplikasi saat belajar di rumah. Keluar duit lagi dongg???? NOPE! This is your child long-term investment. Ga ada duit yang keluar sia-sia bahkan ketika kalian bersedekah, kecuali keluar duit yang ga ada manfaatnya ya bok, misalnya buang-buang duit ke kali ciliwung...
Alin in music wonderland class

Masuk ke biaya investasi ya tsaayyy~...
Biaya yang harus diinvestasikan terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

KOMPONEN
INVESTASI
Keterangan
Pendaftaran
Rp.      400.000.-
-
Material
Rp.      450.000,-
2 buku dan 1 CD
Semester Music Wonderland
Rp.   2.450.000,-
harga kursus week end
18x pertemuan selama 6 bulan
TOTAL
Rp.   3.300.000,-

Semua jenis kursus sepertinya dijadwalkan untuk satu tahun. Jadi harga di atas barulah harga semester awal, semester berikutnya akan ada biaya investasi lagi yang kemudian akan lulus ke jenjang kursus tingkatan berikutnya.
Invetasi semester dibayarkan setiap bulannya sebelum tanggal 15, dan investasinya adalah Rp.490.000,-/bulan. Untuk harga weekday saya lupa tapi lebih murah dari harga weekend.
Pertemuan dalam satu bulan adalah 3x sehingga total pertemuan semester adalah 18x.
Pertemuannya pun flexible, dalam arti kata ketika anak kita kursus setiap hari Sabtu namun suatu hari ibunya atau anaknya tidak bisa hadir, kursusnya bisa dirubah ke hari lain yang mana pengajarnya juga mengajar di hari tersebut.

Material Music Wonderland
Di music wonderland, pendamping juga diwajibkan ikut masuk ke dalam ruang kelas. Supaya apa? Supaya anaknya bisa dijaga kalo-kalo rusuh ya bookkk secara anak 3 tahun hebohnya bukan main hahaahaha....
Pendamping dimaksud tidak harus orang tua, tapi alangkah lebih baik jika orang tua yang mendampingi. Filosofinya sederhana sih kalo gue, karena gue juga kepengen bookkk bisa main piano :))) selain itu, maksud dan tujuan anak kursus piano bisa tercapai jika orang tua ikut andil.
Saya sudah ketiga kalinya ikut hadir di kelas, seru juga sih kita bisa tau cara anak merespon musik dan bagaimana musik ternyata juga membuat hati kita riang gembira. Semangat orang tua itulah salah satu cara supaya si anak juga tertarik dan bersemangat bermusik.

Pendekatan yang dilakukan juga tergolong unik. Bagaimana cara anak supaya tau perbedaan tinggi nada dengan aplikasi pada jenis hewan atau nada suara dikeseharian kita seperti klakson mobil, bunyi panci atau tepukan tangan. Penggunaan jari-jari tangan saat merefleksikan binatang, semisal semut, kepiting, kelabang yang nantinya akan diaplikasikan dengan menekan tuts piano menggunakan jari-jari tangan tadi. Lagu yang dipasang saat jam pelajaran juga sangat mudah untuk dipahami dan dihapal jadi terkadang selagi mandi saya suka nyanyikan lagu-lagunya :))).
Kalau seusia saya aja ketika berada di ruang kelas selalu merasa happy, gimana anak kecil yang pasti emang suka musik? Mudah-mudahan saya ga salah pilih memasukkan Alin kursus musik.

Nah, gimana sama kalian Ma? Apakah kalian juga tertarik untuk membawa anak-anaknya kursus musik? Atau punya pengalaman seru si anak dengan musik? Share yuk...

Cheers,
Mama Alin
3 September 2015