Siapa sih Ibu di dunia ini yang ga kepengen anaknya
diasuh lebih baik dari Ibu kita ngasuh kita? Ini berlaku juga ke saya, meski
terkadang masih juga suka marah-marah ke Alin hehehe.. Tapi intinya saya terus belajar untuk bisa jadi Ibu
terbaik bagi Alin, salah satunya penerapan kelulusan vaksinasi yang
direkomendasikan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), baik vaksin wajib maupun
vaksin yang dianjurkan.
Sewaktu saya SD, saya inget bingit divaksin dengan
cara disuntik dilengan kiri tapi karena saya ga ngerti apa-apa ya saya ikutin
apa yang Ibu Guru katakan.. Bahkan saya lupa itu vaksin apa dan gunanya untuk
apa.. Saya merasa orang tua saya tidak memiliki catatan vaksin
apa saja yang sudah mereka berikan ke saya (mungkin punya tapi entah dimana)
dan mereka juga tidak pernah menginformasikan itu ke saya. Dari pengalaman itu, saya tidak akan mengulangi hal yang sama ke anak saya..
Bagaimanapun, Alin harus tau
jenis vaksin apa aja yang udah diberikan ke dia! Dan akhirnya, saya membuat list sendiri vaksin apa
saja yang sudah dilakukan Alin.. Catatan itu berupa tabel excel yang akan saya
print dan pajang dipigura kamarnya hehehe.. Jadi kalau Ibu Gurunya bilang “Alin,
besok jadwal vaksin yaa..” lalu kemudian Alin bisa balik bertanya “Vaksin apa
dulu Ibu Guru?” *keluarin pigura jadwal vaksin dari Mamanya*
Meng-copy artikel parenting di Indonesia, secara
garis besar, ada dua skema rekomendasi imunisasi.
Pertama, skema imunisasi dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, yakni Program Pengembangan Imunisasi (PPI). Imunisasi PPI ini
disebut imunisasi wajib, yang terdiri dari vaksin BCG, polio tetes minum (polio
oral), DPT, hepatitis B dan campak. Imunisasi wajib ini disubsidi oleh
pemerintah Indonesia.
Kedua, dalam perkembangannya, bermunculan penyakit lain yang juga potensial membahayakan manusia. Sebagian di antaranya telah berhasil diproduksi vaksinnya, seperti HiB (Haemophilus influenza type B), MMR (Measles, Mumps, Rubella), tifus, Hepatitis A, PCV (Pneumococcal), HPV (Human Papillomavirus), dll.
Vaksin tersebut belum masuk dalam daftar imunisasi PPI dan tidak disubsidi pemerintah –sehingga disebut tidak wajib atau ‘hanya’ dianjurkan saja. Jadi perbedaannya bukan masalah perlu atau tidak perlu, lho, Ma.
Kedua, dalam perkembangannya, bermunculan penyakit lain yang juga potensial membahayakan manusia. Sebagian di antaranya telah berhasil diproduksi vaksinnya, seperti HiB (Haemophilus influenza type B), MMR (Measles, Mumps, Rubella), tifus, Hepatitis A, PCV (Pneumococcal), HPV (Human Papillomavirus), dll.
Vaksin tersebut belum masuk dalam daftar imunisasi PPI dan tidak disubsidi pemerintah –sehingga disebut tidak wajib atau ‘hanya’ dianjurkan saja. Jadi perbedaannya bukan masalah perlu atau tidak perlu, lho, Ma.
See..mengingat jaman sekarang jaman edan ya banyak
penyebaran penyakit yang ga disangka-sangka jadi saya dan suami memilih untuk
menjalankan vaksin yang dianjurkan oleh IDAI. Prinsipnya hanya satu
sih, berupaya mencegah penyakit itu timbul pada Alin kelak dia besar nanti
(biaya berobat mahal bookk) lebih baik bayar mahal saat ini dibanding bayar sakitnya
dia kelak. Tapi semoga jangan sampai terjadi ya Allah... Semoga kita semua selalu diberi kesehatan yaah..
Berikut saya bagi jenis vaksin yang direkomendasikan
oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia):
Alhamdulillah, 24 bulan usia Alin dan semua jadwal vaksin
wajib dan yang dianjurkan sudah terpenuhi. Hanya tinggal vaksin pengulangan di
usia setelah 2 tahun nanti..
Yang jadi PR buat saya dan suami saya selanjutnya adalah
menyiapkan lagi anggaran vaksinasi untuk adiknya Alin kelak hehehe yang
sekarang sudah menginjak usia 25minggu di perut saya :D
Oia, sejumlah berapa sih anggaran yang harus dikeluarkan
untuk vaksinasi ini?
Berikut rincian harganya yang saya peroleh dari RumahVaksinasi:
Jenis Vaksin
|
Estimasi Harga
(Th. 2014)
|
Estimasi Biaya 2
Tahun Pertama (sesuai dengan anjuran umur pemberian vaksin)
|
|
Hepatitis
B
|
Rp. 175.000
|
3x
|
Rp.
525.000
|
Polio
(oral)
|
Rp. 25.000
|
3x
|
Rp. 75.000
|
BCG
|
Rp. 150,000
|
1x
|
Rp. 150.000
|
DPT
|
Rp. 350,000
|
4x
|
Rp. 1.400.000
|
Hib
|
Rp. 275,000
|
4x
|
Rp.
1.100.000
|
DPT-HIB-Polio
|
Rp. 475,000
|
4x
|
Rp.
1.900.000
|
PCV
|
Rp. 750,000
|
3x
|
Rp.
2.250.000
|
Rotavirus
|
Rp. 150,000
|
3x
|
Rp. 450.000
|
Influenza
|
Rp. 200,000
|
2x
|
Rp. 400.000
|
Campak
|
Rp. 150,000
|
1x
|
Rp. 150.000
|
MMR
|
Rp. 200,000
|
1x
|
Rp. 200.000
|
Tifoid
|
Rp. 200,000
|
1x
|
Rp. 200.000
|
Hepatitis
A
|
Rp. 350,000
|
2x
|
Rp. 700.000
|
Varisella
|
Rp. 400,000
|
1x
|
Rp. 400.000
|
HPV
|
Rp. 900,000
|
-
|
Rp. 0
|
Total Anggaran
Vaksinasi 2 Tahun Pertama
|
Rp. 9.900.000
|
||
Nah, untuk kesehatan anak kita anggaran yang harus
disiapkan kurang lebih sebesar rincian di atas..
Banyak yaah digitnya tapi jangan takut, rejeki sudah
diatur oleh YMK jadi tinggal kita mencari aja rejeki tsb dengan cara halal inshaAllah
semua bisa terpenuhi..
Jangan lupa juga untuk tau manfaat dari setiap jenis vaksin ya Ibu-ibuuu...
Jadi selagi vaksin sekalian konsul dan bertanya ke si dokter anak, manfaat vaksin ini buat apa sih Dok?
Apalagi kalo dokternya ganteng, rasanya pengen semua jenis vaksin ditanya manfaatnya biar bisa lebih lama meratiin mukanya hahaha..
Apalagi kalo dokternya ganteng, rasanya pengen semua jenis vaksin ditanya manfaatnya biar bisa lebih lama meratiin mukanya hahaha..
Oia, jangan pernah perhitungan dengan biaya vaksinasi
tersebut apalagi kalau harus dibandingin sama sepatu dan tas kebutuhan para
Ibu-ibu yaa :D Ini demi kita dan kesehatan anak kita kelak..
Satu lagi, ini bukan masalah lulus atau tidak lulusnya
anak kita divaksin tapi seberapa pedulinya kita dengan kesehatan anak kita..
Semoga bermanfaat ya bagi calon Ibu, bagi Ibu-ibu yang sedang hamil
maupun yang baru melahirkan dan baru punya anak 1, buat Bapak-bapak, buat semua yang kebetulan baca blog saya, buat semuanya deh pokoknya. Yang mau komentar, koreksi
dan share hal serupa, ditunggu ya ;D
Salam,
Mama Alin
